UDANG VANNAMEI (LITOPENAEUS VANNAMEI)
Merupakan spesies asli pantai lautan pasifik sebelah barat Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan , resmi diperkenalkan dan dibudidayakan di Indonesia awal tahun 2000.
TANTANGAN
Kurangnya pemenuhan gizi yang sering dialami oleh bangsa Indonesia membawa dampak yang cukup serius, konsumsi daging masyarakat Indonesia masih terbilang rendah. Terlebih lagi untuk pemenuhan konsumsi protein hewani dari daging ternak. Salah satu faktor penyebabnya adalah harga daging tersebut yang ada di pasaran terbilang cukup tinggi.
Bahwa ini berkaitan dengan ketahanan pangan dan cara mengubah pola konsumsi daging masyarakat, tanpa khawatir akan mahalnya harga daging tersebut. Yakni udang, selain harganya terjangkau, namun tidak kalah dengan gizinya yang sama dengan gizi daging ternak lainnya.
Kurang efisien-nya biaya logistik dari produsen ke konsumen akhir juga menjadi salah satu faktor mahalnya harga yang secara tidak langsung harus ditanggung oleh konsumen.
SOLUSI
Budidaya Udang Vaname air tawar skala Rumah Tangga menggunakan media yang relatif terjangkau dan mudah didapat serta tidak memakan baanyak tempat, misalnya dengan menggunakan ember (success story: Budidaya Lele di ember).
Memanfaatkan Teknologi Informasi untuk melakukan monitoring budidaya yang tersebar dalam Jaringan budidaya Udang Vaname air tawar skala Rumah Tangga menggunakan platform oodank.com. Platform ini memungkinkan budidaya dengan kapasitas berskala tidak terbatas karena tidak terkonsentrasi di suatu tempat melainkan tersebar sehingga secara kolektif platform tersebut seakan-akan memiliki tambak dalam skala besar seiring dengan penyebaran Jaringan mitra platform tersebut.
Dengan memanfaatkan platform oodank.com yang berbasis lokasi maka sebaran Jaringan pembudidaya Udang Vaname air tawar skala RT (PRODUSEN) dapat di-selaraskan dengan pasar (KONSUMEN) yang membutuhkan supply hasil panen dari PRODUSEN terdekat sehingga meminimalisir biaya logistik/transportasi. Perbandingan antara Supply dan Demand dapat dijaga dengan adanya platform tersebut karena masa panen di masing-masing lokasi bisa disesuaikan dengan permintaan pasar, hal ini juga untuk menjaga harga pasar agar tetap stabil.
KEUNTUNGAN VS KEKURANGAN
Keuntungan
Budidaya di air tawar meminimalisir resiko penyakit pada udang dan mengurangi dampak kerusakan lingkungan di air laut yang selama ini terjadi pada tambak-tambak tradisional.
Perubahan iklim secara global berdampak terhadap resiko kegagalan panen apabila dilakukan secara besar-besaran, dengan memperkecil skala budidaya maka akan memperkecil resiko gagal panen.
Penggunaan Teknologi Informasi berbasis IoT (Internet of Things) akan mengakumulasikan data secara masif (Big Data) sehingga bisa menjadi bahan untuk dilakukan analitik menggunakan kecerdasan buatan (Machine Learning) dalam rangka meningkatkan produksi dan meminimalisir over/under supply (menjaga harga).
Kekurangan
Budidaya Udang Vaname air tawar salinitas rendah (<5 PPT) agak berbeda dengan budidaya di air payau/laut bersalinitas tinggi (>5 PPT) sehingga masih banyak hal yang perlu diperbaiki agar hasil produksi bisa lebih optimal. Penggunaan AI (Kecerdasan Buatan) berbasis Big Data (IoT) akan mempercepat proses optimilasisai tersebut.
Ekspor Udang Vaname air tawar maupun Udang Vaname secara keseluruhan masih kurang optimal karena belum jelasnya sertifikasi produsen Udang Vaname, dengan monitoring yang ketat barbasis Teknologi Informasi diharapkan hal ini akan lebih baik lagi.